Langit terlihat membelah dua
bagian. Kata para ilmuwan geografi itu adalah pertanda akan terjadi suatu
bencana yang sangat besar. Memang benar pada saat itupun terjadi badai dan
banjir yang sangat besar. Hujan besar yang disertai angin ribut. Tiba-tiba diujung
belahan langit itu ada pesawat terbang yang jatuh menggetarkan daratan.
Puing-puing pesawat pun berserakan dimana-mana. Ada seorang wanita berambut
panjang bermuka pucat yang jatuh dari pesawat itu. setengah badannya hancur.
Namun aneh, badannya kembali utuh. Dia berlari mengejar sesuatu yang tak pasti.
Dengan cepat dan tepatnya dia berada di depan mukaku! Wajahnya begitu
mengerikan dengan tatapan mata yang
Harapan Kebahagiaan
Posted by
Unknown
at
10:07
Friday 5 October 2012
Andai saja kamu
tahu, di dunia ini terdapat banyak hal yang sangat berharga. Hal berharga di
setiap pandangan orang itu pasti berbeda-beda. Umumnya seperti gunung emas,
segenggam berlian, gemerlap puncak karir, dan berbagai hal yang berharga
lainnya. Aku tidak menampik hal seperti itu, namun ku rasa ada yang lebih
berharga dari itu semua yaitu setumpuk harapan kebahagiaan. Harapan kebahagiaan
yang tak dapat terprediksikan akan keberadaannya. Entah itu dapat terwujud
ataukah hanya sebuah harapan?
Sabar Sebentar
Posted by
Unknown
at
06:29
Sunday 23 September 2012
Pada alur, biasanya banyak yang berbicara tentang baik-buruk. Entah mungkin itu sebuah kebiasaan, sebuah penghinaan, subuah perbandingan atau bahkan sebuah ketidaktahuan. Yang datar pada biasanya mungkin adalah maklum, dianggap normal, atau mungkin dibiaarkan karna tidak penting untuk diperhatikan. Tapi, entah kenapa, yang mengganjal ini mungkin rasa, atau apa? Entah
Kalau juga berniat disusun, panjangnya mungkin lebih dari ribuan kilometer. Bulat Bumi tiga kali bisa diputari. Ini baru seperempat, itu pun belum tergenapi sempurna. Belum lagi yang setengah, bagaimana dengan yang sudah mendekati satu. Manusia tidak pernah diajari sombong oleh kitab suci mana pun, oleh agama mana pun, oleh budaya mana pun. Tapi manusia juga tak pernah diajari bagaimana untuk tidak lupa. Lupa itu mungkin penyakit, yang harus disembuhkan bukan diajarkan. Mungkin.
Ini
Posted by
Unknown
at
06:26
Seharusnya, warna cerah yang muncul dari tulisan ini. Seharusnya. Tapi biarkan lalu saja. Toh kita melihat warna tak seperti nyamuk melihat warna, yang hanya mengenal; hitam dan putih.
---
bukan batasan yang hendak dicari saat itu
saat dimana darah naik
saat dimana batasan atas keinginan hilang
saat keinginan justru dibatasi
bukan, menuju
tapi tepatnya maju
yang kemudia harus berjibaku-kelahi
dan, harus, menang
kita, memang dilarang tengadah
dengan atau tanpa maksud sekalipun
tengadah pandang ke atas
pandangan lupa selanjutnya
bukan, tapi lalai
akhirnya lupa
dan dusta
---
Anatomi Masa Lalu
Posted by
Unknown
at
06:15
Untuk tertawa, untuk menangis, untuk diam. Tertawa bagus katanya, untuk terapi mengurangi stress. Menangis juga, untuk kesehatan paru-paru dan menjernihkan mata dengan setiap tetesan air yang keluar. Untuk diam, entahlah. Mungkin bagus untuk melatih agar tidak pecah perang Bhatarayudha atau melatih agar tidak meledak bom. Untuk antisipasi; mungkin.
Perihal iya atau tidak, manusia bebas memilih atau memillah sayap mana yang akan mereka gunakan untuk terbang. Manusia bebas memilih untuk berinsang atau tidak. Manusia bebas untuk berbentuk atau tidak. Bebas untuk memilih, menentukan.
Danau Toba versi Bahasa Sunda
Posted by
Unknown
at
21:18
Tuesday 11 September 2012
Tugas Nerjemahkeun Carita
Nama :
Agnes Maharani Khodijah
NPM :
180210110030
Tanggal
Tugas : 11 September 2012
Kacaritakeun
di padumukan Sumatera aya patani anu getol digawe. Manehna hirup sorangan.
Unggal poe digawe ngahuma jeung ngala lauk teu nyaho kacape. Manehna ngalakukeun
ieu pikeun kahirupan sapopoena.
Hiji
poe manehna indit ka leuwi teu jauh ti imahna, neangan lauk jang poe ayeuna. Ngan
ngamodal jeujeur, eupan jeung korang (wadah lauk), manehna langsung indit ka
leuwi. Saprak nepi di leuwi, manehna langsung ngalungkeun jeujeurna. Salila ngadagoan
eupanna didahar ku lauk, patani eta ngadua “Gusti, mugia abdi dinten ieu abdi
dipaparin rizki (lauk) anu seeur”. Teu lila ti saprak geus ngadua, eupan anu
dialungkeun teh geus kaciri rek dihakan ku lauk. Manehna langsung ngabedol
jeujeurna. Eta patani atoh kacida, kusabab meunang lauk nu kacida badagna jeung
naker geulisna.
Resepsi Dongeng Lutung Kasarung
Posted by
Unknown
at
08:33
Thursday 6 September 2012
Lutung
Kasarung merupakan sebuah legenda masyarakat sunda yang menceritakan perjalanan
panjang Sanghyang
Guruminda dari Buana Pada (Kahyangan)
yang diturunkan ke Buana Panca Tengah (Bumi)
dalam wujud seekor lutung (sejenis monyet)
untuk menemukan jodohnya yaitu Purbasari yang diusir oleh saudara tertuanya
yang pendengki, Purbalarang, ke hutan belantara. Sanghyang Guruminda rela turun
ke bumi dengan wujud seekor lutung demi mewujudkan impiannya yaitu memiliki
pendamping hidup yang mirip dengan kecantikan ibundanya yaitu Sunan Ambu. Dalam
budaya sunda kaum pria selalu menginginkan calon istri yang mirip dengan
kecantikan ibundanya, baik itu dalam bentuk kecantikan fisik maupun kecantikan
hatinya serta memiliki naluri keibuan untuk mengasuh dan mendidik anaknya.
Tidak hanya kaum pria saja, kaum wanita pun menginginkan hal sama dalam hal
perjodohan yang notaben kaum wanita mengharapkan seorang suami yang mirip
dengan sosok ayahnya yang bertanggung jawab dan bijaksana dalam memimpin
hidupnya. Beberapa legenda masyarakat sunda yang lain pun terdapat
menggambarkan hal yang sama seperti ini, salah satunya Legenda Sangkuriang yang
mencintai dan ingin menikahi ibunya sendiri yaitu dayang sumbi. Ini menunjukan
bahwa kebudayaan sunda sangatlah mengagungkan wanita. Wanita berhak dilindungi
dan dijunjung tinggi harkat dan martabatnya, sama seperti Lutung Kasarung yang
begitu kuat melindungi Purbasari manakala Purbalarang mencoba keras untuk
menyingkirkan keberadaan Purbasari dengan berbagai cara. Salah satu cara untuk
menyingkirkan adik bungsunya itu, Purbalarang menantang Purbasari untuk berhuma
di tanah yang tandus. Hal ini menunjukan bahwa budaya orang sunda adalah
berhuma, bukan berladang, sehingga orang sunda jaman dahulu tidak selalu
menetap pada satu tempat, melainkan nomaden, berpindah-pindah.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Saparakanca
Tepungan Abdi
Sajarah Dinten Ieu
This Day in History
This Day in History
provided by TheFreeDictionary
Tamu Nu Nganjang
Agnes Maharani Khodijah
Mahasiswa Ilmu Budaya Sunda '2011 Universitas Padjadjaran (180210110030).
"Budaya & Sastra memang bagaikan dua sisi mata uang yang tak terpisahkan, namun keduanya tidak akan pernah ternilai berapapun harganya."