DAJJAL

Langit terlihat membelah dua bagian. Kata para ilmuwan geografi itu adalah pertanda akan terjadi suatu bencana yang sangat besar. Memang benar pada saat itupun terjadi badai dan banjir yang sangat besar. Hujan besar yang disertai angin ribut. Tiba-tiba diujung belahan langit itu ada pesawat terbang yang jatuh menggetarkan daratan. Puing-puing pesawat pun berserakan dimana-mana. Ada seorang wanita berambut panjang bermuka pucat yang jatuh dari pesawat itu. setengah badannya hancur. Namun aneh, badannya kembali utuh. Dia berlari mengejar sesuatu yang tak pasti. Dengan cepat dan tepatnya dia berada di depan mukaku! Wajahnya begitu mengerikan dengan tatapan mata yang

kosong namun tajam! Aku pun berlari dan dia tetap mengejarku!

Ketika aku berlari ada seorang pria berbaju putih turun dari langit. Seketika badai dan banjir yang benar-benar menakutkan itu reda dengan turunnya pria itu. Semua orang memuji dan menyembahnya, termasuk wanita itu yang tidak lagi mengejarku karena dia menghampiri pria itu dan menjadi pengikutnya. Tetapi entah mengapa aku enggan memuji ataupun menyembahnya. Hina sekali apabila menyembah manusia itu, karena yang patut disembah adalah Tuhan. Dan aku yakin pria itu bukan manusia biasa melainkan DAJJAL yang turun ke bumi untuk menyesatkan umat manusia. Aku pun pergi menjauh untuk menghindari Dajjal itu.

Bertemulah aku dengan seorang pria yang mirip dengan Dajjal itu namun paman ini berbeda akan sifat dari Dajjal yang selalu ingin disembah. Paman ini begitu baik selalu menolong orang lain apabila kesusahan walaupun keadaannya yang bisa dibilang susah juga. Muka yang begitu menenangkan, hati yang begitu tulus, membuatku ingin menghampirinya. Paman itu mengajakku ke rumahnya yang begitu sederhana. Di tengah-tengah kota yang padat dengan bangunan gedung yang berdiri angkuh, terdapat gubuk Paman yang benar-benar memilukan. Di gubuk itu istri serta anak Paman sudah menanti kedatangan Paman, berharap sang Paman membawa sedikit makanan untuk mereka. Namun ternyata disepanjang jalan Paman itu memberikan sepotong roti kepadaku karena mengetahui bahwa aku sedang kelaparan. Aku merasa bersalah kepada mereka, namun mereka tidak menyalakanku, mereka tetap baik kepadaku untuk menampungku.

Beberapa saat kemudian Dajjal itu mendatangi setiap rumah dan meminta orang-orang untuk menjadi pengikutnya. Dan memang benar dajjal itu menghampiri rumah Paman. Dajjal itu memaksa kami untuk menjadi pengikutnya. Kami menolaknya mentah-mentah. Dajjal itu pun murka, dia hendak mencekik leherku namun Paman menghempaskan Dajjal itu hingga jauh. Dajjal itu pun menghampiri untuk menyihir kami. Dengan seketika kulit kami rapuh, terdapat borokan nanah yang sangat mengerikan disekujur tubuh, namun kami tetap tidak ingin menjadi pengikutnya. Di dalam hati aku berkata, “Tuhan, pertanda apakah ini?”. Akupun terbangun dari mimpi.